Materi Pembelajaran Penulisan Resensi
A. Pengertian Resesnsi
Secara etimologis, kata resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Kedua kata tersebut berarti melihat kembali, menimbang, atau menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Berbagai istilah tersebut mengacu kepada hal yang sama yaitu mengulas sebuah buku. Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan resensi sebagai ”Pertim-bangan atau pembicaraan buku, ulasan buku”Gorys Keraf mendefinisikan resensi sebagai ”Suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku” (Keraf, 2001 : 274). Dari pengertian tersebut muncul istilah lain dari kata resensi yaitu kata pertimbangan buku, pembicaraan buku, dan ulasan buku. Intinya membahas tentang isi sebuah buku baik berupa fiksi maupun nonfiksi. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa resensi adalah tulisan ilmiah yang membahas isi sebuah buku, kelemahan, dan keunggulannya untuk diberitahukan kepada masyarakat pembaca.
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Menulis resensi berarti menulis tentang kelebihan dan kekurangan suatu buku. Resensi merupakan tulisan yang menyajikan sejumlah informasi tentang sebuah buku, informasi tersebut disampaikan kepada pembaca untuk memberi pertimbangan tentang keuntungan-keuntungan atau mungkin kerugian yang akan dialami oleh pembaca jika ia membaca buku tersebut, karena dalam resensi biasanya menginformasikan tentang keunggulan dan kelemahan buku yang diresensi
B. Tujuan Resensi
Sebagaimana menulis jenis karangan lainnya, menulis resensi juga memiliki tujuan. Gorys Keraf mengemukakan tujuan menulis resensi sebagai berikut: ”…menyampaikan kepada pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya sastra patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak?” (Keraf, 2001 : 274). Lebih jauh Daniel Samad (1997 : 2) mengemukakan tujuan penulisan resensi yang meliputi lima tujuan antara lain:
a) Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku.
b) Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
c) Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah buku pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
d) Menjawab pertanyaan yang timbul jika seseorang melihat buku yang baru terbit seperti: siapa pengarangnya, mengapa ia menulis buku itu, bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis karya pengarang yang sama, dan bagaimana hubungannya dengan buku sejenis karya pengarang lain?
Menulis sebuah resensi tidaklah mudah. Untuk melakukan kegiatan ini diperlukan beberapa persyaratan seorang penulis. Menurut Brotowojoyo (1985, 125), ada tiga syarat utama seorang penulis agar mampu menulis resensi antara lain:
a) Penulis harus memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Artinya, jika seorang penulis akan meresensi sebuah buku novel, maka ia harus memiliki pengetahuan tentang teori novel dan perkembangannya. Hal ini diperlukan agar penulis dapat memberikan perbandingan terhadap karya lain yang sejenis. Kepekaan analisis juga sangat dipengaruhi unsur tersebut.
b) Penulis harus memiliki kemampuan analisis. Sebuah buku novel terdiri atas unsur internal dan eksternal. Seorang penulis resensi harus mampu menggali unsur-unsur tersebut. Unsur tersebut dianalisis untuk dinilai kelayakannya. Kemampuan analisis ini akan mengantarkan penulis kepada kemampuan menilai apakah sebuah buku layak dibaca masyarakat atau tidak.
c) Seorang penulis juga dituntut memiliki pengetahuan dalam acuan yang sebanding. Artinya, penulis akan membandingkan sebuah karya dengan karya lain yang sejenis. Dengan demikian ia akan mampu menemukan kelemahan dan kekurangan sebuah karya.
C. Sistematika Resensi
Sistematika resensi atau bagian-bagian resensi dikenal juga dengan istilah unsur resensi. Unsur yang membangun sebuah resensi menurut Samad (1997 : 7-8) adalah sebagai berikut: (1) judul resensi; (2) data buku; (3) pembukaan; (4) tubuh resensi; dan (5) penutup. Penjelasan tentang bagian-bagian tersebut penulis kemukakan berikut ini.
a) Judul Resensi
Judul resensi harus menggambarkan isi resensi. Penulisan judul resensi harus jelas, singkat, dan tidak menimbulkan kesalahan penafsiran. Judul resensi juga harus menarik sehingga menimbulkan minat membaca bagi calon pembaca. Sebab awal keinginan membaca seseorang didahului dengan melihat judul tulisan. Jika judulnya menarik maka orang akan membaca tulisannya. Sebaliknya, jika judul tidak menarik maka tidak akan dibaca. Namun perlu diingat bahwa judul yang menarik pun harus sesuai dengan isinya. Artinya, jangan sampai hanya menulis judulnya saja yang menarik, sedangkan isi tulisannya tidak sesuai, maka tentu saja hal ini akan mengecewakan pembaca.
b) Data Buku
Secara umum ada dua cara penulisan data buku yang biasa ditemukan dalam penulisan resensi di media cetak antara lain:
a. Judul buku, pengarang (editor, penyunting, penerjemah, atau kata pengantar), penerbit, tahun terbit, tebal buku, dan harga buku.
b. Pengarang (editor, penyunting, penerjemah, atau kata pengantar, penerbit, tahun terbit, tebal buku, dan harga buku.
c) Pendahuluan
Bagian pendahuluan dapat dimulai dengan memaparkan tentang pengarang buku, seperti namanya, atau prestasinya. Ada juga resensi novel yang pada bagian pendahuluan ini memperkenalkan secara garis besar apa isi buku novel tersebut. Dapat pula diberikan berupa sinopsis novel tersebut.
d) Tubuh Resensi
Pada bagian tubuh resensi ini penulis resensi (peresensi) boleh mengawali dengan sinopsis novel. Biasanya yang dikemukakan pokok isi novel secara ringkas. Tujuan penulisan sinopsis pada bagian ini adalah untuk memberi gambaran secara global tentang apa yang ingin disampaikan dalam tubuh resensi. Jika sinopsisnya telah diperkenalkan peresensi selanjutnya mengemukakan kelebihan dan kekurangan isi novel tersebut ditinjau dari berbagai sudut pandang—tergantung kepada kepekaan peresensi.
e) Penutup
Bagian akhir resensi biasanya diakhiri dengan sasaran yang dituju oleh buku itu. Kemudian diberikan penjelasan juga apakah memang buku itu cocok dibaca oleh sasaran yang ingin dituju oleh pengarang atau tidak. Berikan pula alasan-alasan yang logis.
Berikut adalah contoh resensi yang dapat Anda gunakan sebagai referensi Anda dalam penulisan resensi!
Resensi Novel Ketika Cinta Bertasbih 1
IDENTITAS BUKU
Judul : Ketika Cinta Bertasbih 1
Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika-Basmalah
Tahun terbitan : 2007
Dimensi : 20,5 cm x 13,5 cm
Tebal : 477 halaman
Diresensi oleh Ifan Iqbal
SINOPSIS
Setelah bapaknya meninggal, sebagai anak tertua dalam keluarganya, dialah yang menanggung kehidupan keluarganya di Solo. Oleh karena itu, selain sebagai mahasiswa, dia juga bekerja keras sebagai pembuat tempe dan bakso untuk menghidupi ibu dan adik-adik perempuannya di Indonesia serta kehidupannya sendiri di Cairo. Bahkan Azzam, rela meninggalkankuliahnya untuk sementara dan lebih berfokus untuk mencari rezeki. Meski terkadang ada rasa iri melihat teman-teman satu angkatannya yang sudah terlebih dahulu lulus, bahkan ada yang hampir menyelesaikan S2-nya tapi Azzam segera sadar kalau dia tidak sama dengan teman-temannya yang lain. Azzam lebih dikenal sebagai tukang tempe di kalangan mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di Al Azhar.
Azzam juga sering mendapatkan undangan dari duta besar Indonesia yang ada di Mesir untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pada acara-acara kebesaran. Jadi, selain terkenal di kalangan mahasiswa sebagai tukang tempe, Azzam juga terkenal di kalangan para duta besar.
Saat bekerja itulah Azzam mengenal sosok Eliana. Eliana adalah sosok yang sempurna secara fisik. Putri duta besar, cantik, dan salah seorang lulusan Universitas di Jerman. Akan tetapi, prinsip-prinsi keislaman yang Azzam pegang teguh membuat Azzam mampu menepis perasaannya.
Saat bekerja juga Azzam secara tidak sengaja bertemu dengan Anna Althafunnisa. Dialah perempuan yang memikat hatinya dan hendak ia lamar. Namun, status sosialnya membuat Azzam ditolak. Yang lebih mencengangkan Azzam adalah Anna justru menerima lamaran dair Furqan, sahabat Azzam sendiri yang memiliki status sosial lebih tinggi daripada Azzam.
Azzam akhirnya mampu melanjutkan kuliahnya setelah adiknya menyelesaikan pendidikan. Setelah dia lulus dari Al Azhar dengan nilai yang cukup memuaskan, akhirnya setelah 9 tahun terpisah dengan keluarganya tanpa pernah pulah, dia pun pulang dan kembali ke tengah-tengah keluarga tercintanya.
KELEBIHAN
- Novel ini menghadirkan kisah percintaan bukan sekedar terhadap lawan jenis tapi jauh mengungkapkan kecintaan terhadap Allah.
- Merupakan salah satu novel pembangun jiwa yang penuh akan makna.
- Gaya bahasa yang ringan dan alur cerita yang mudah dimengerti membuat pembaca seakan dapat melihat apa yang ingin diperlihatkan penulis novel.
- Sarat akan pengetahuan.
KEKURANGAN
- Untuk novel dengan pengarang yang sama dan konsep yang sama pula, latar yang dipilih kurang variatif.
KEBERMANFAATAN
- Novel percintaan yang satu ini pantas di baca oleh siapa saja. Sesuai dengan konsepnya, yaitu novel pembangun jiwa, novel ini dapat memberikan semangat pada jiwa untuk lebih bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. selain itu, novel ini penuh dengan ilmu pengetahuan yang akan memperluas wawasan kita terhadap dunia.
Tugas!!!!
- Bacalah novel tersebut,kemudian buatlah resensinya!
- Apa sajakah prinsip-prinsip penulisan resensi?
- Kirimkan tugas Anda melalui e-mail ke dhy_asti@yahoo.co.id
- Tugas paling lambat dikumpulkan satu minggu setelah blog ini di post-kan!
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusnama: Anisa
BalasHapusKelas: XI Bahasa
1. "Resensi novel Mariamah Karpov
Judul : Maryamah Karpov - Mimpi-mimpi Lintang
Oleh : Andrea Hirata
Hal : 504
Penerbit : Bentang Pustaka
Bahasa : Indonesia
Kembali ke kampung halaman berarti berbaur dengan kultur nenek moyangnya. Serasa menemukan kembali mozaik-mozaik kenangan lama. Dengan gamblangnya bisa kita ketahui kebiasaan-kebiasaan orang Melayu Belitong, diantaranya adalah kebiasaan membual dan melebih-lebihkan cerita. Juga kebiasaan menyematkan nama baru di belakang nama asli, semata-mata untuk mengolok-olok bahkan merendahkan martabat yang empunya nama. Coba simak nama-nama unik berikut: Mahmuddin Berita Buruk, mendapatkan nama belakang seperti itu lantaran pekerjaannya sebagai tukang menyiarkan berita kematian lewat toa. Atau Marhaban Hormat Grak karena kebiasaannya menjadi komandan pasukan baris-berbaris di acara tujuh belasan, serta lebih banyak lagi nama-nama kocak lainnya lengkap dengan latar belakang diperolehnya nama tersebut. Tampaknya Andrea Hirata berhasil mengekspos sisi ini menjadi sebuah guyonan yang membikin pembaca tergelak.
Yang paling mengesankan adalah pertemuan kembali dengan teman-teman lamanya yang tergabung dalam Laskar Pelangi. Mereka kini telah tumbuh dewasa dan masing-masing telah menemukan hidupnya. Sebuah ironi kembali dirasakan Ikal. Para sahabat Laskar Pelangi ini tak pernah pergi ke mana-mana, namun mereka telah menemukan hidup bahkan cinta sekaligus, sementara Ikal yang telah mencapai sudut-sudut dunia merasa tak menemukan apa-apa, tak juga cintanya.
Setelah belasan tahun berlalu, persahabatan mereka tetap abadi bahkan dalam setiap kesulitan yang dihadapi Ikal, sahabat-sahabatnyalah yang jadi juru selamat. 'That's what friends are for', sesuai dengan ungkapan yang dicuplik dari sebuah lirik lagu.
Titik terang keberadaan A Ling mulai terlihat setelah seorang nelayan menemukan sejumlah mayat mengambang di laut. Tanda fisik berupa tato kupu-kupu hitam di tubuh mayat mengingatkan Ikal pada sosok kekasihnya itu yang ternyata memiliki tanda serupa.
Berdasarkan analisa dan insting maka sampailah Ikal pada sebuah dugaan, A Ling berada di Pulau Batuan, sebuah gugusan pulau-pulau kecil yang sangat strategis bagi para pendatang haram untuk menyeberang ke Singapura. Di sekitar pulau inilah berkuasa para lanun (bajak laut) yang terkenal bengis dan tak segan mencabut nyawa orang.
Bukan perkara mudah untuk mencapai Pulau Batuan karena tiada satu pun perahu nelayan yang berani melaut ke sana, tidak juga untuk sekadar mendekati. Satu-satunya cara adalah membuat perahu sendiri, tetapi mungkinkah itu? Diperlukan bukan hanya uang dan tenaga tapi juga keahlian membuat perahu. Meleset sedikit saja perhitungan, perahu bukannya meluncur di air malah membatu dan tenggelam. Dan untuk yang satu ini rupanya Ikal tak punya keahlian sama sekali.
Namun bukan Ikal namanya kalau gampang menyerah. Demi A Ling apa pun dan siapa pun tak akan mampu menghalangi tekadnya yang telah membatu itu. Dari sinilah kawan, kesulitan demi kesulitan menghadangnya, bahkan tak sedikit orang-orang di sekitar mencapnya sinting. Ikal menghadapi sebuah pertaruhan besar dan bertekad untuk memenangkannya. Sekali lagi pertolongan dari sahabat sejati terutama Lintang dan Mahar yang membuatnya lolos dari kesulitan-kesulitan itu.
Lanjutan tugas
BalasHapus2. prinsip menulis resensi
Nilai Buku
Nilai buku akan lebih jelas apabila dibandingkan dengan karyakarya sejenis, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri maupun yang ditulis oleh pengarang lain.
Bahasa Resensi
Bahasa resensi biasanya bernas (singkat-padat), tegas, dan tandas. Pemilihan karakter bahasa yang digunakan disesuaikan dengan karakter media cetak yang akan memuatnya dan karakter pembaca yang akan menjadi sasarannya.
Kelebihan Resensi
a. Tidak Basi
b. Menambah Wawasan
c. Keuntungan Finansial
Pola Tulisan Resensi
a. Meringkas (sinopsis) berarti menyajikan semua persoalan buku secara padat dan jelas. Sebuah buku biasanya menyajikan banyak persoalan. Persoalan-persoalan itu sebaiknya diringkas. Untuk itu, perlu dipilih sejumlah masalah yang dianggap penting dan ditulis dalam suatu uraian yang bernas.
b. Menjabarkan (deskripsi) berarti mengungkapkan hal-hal menonjol dari sinopsis yang sudah dibuat. Jika perlu, bagian-bagian yang mendukung uraian itu dikutip.
c. Mengulas berarti menyajikan uraian sebagai berikut:
- isi pernyataan atau materi buku yang sudah dipadatkan dan dijabarkan kemudian diinterpretasikan;
- organisasi atau kerangka buku;
- bahasa;
- kesalahan cetak;
- membandingkan (komparasi) dengan buku-buku sejenis, baik karya pengarang sendiri maupun karya pengarang lain;
- menilai, mencakup kesan peresensi terhadap buku, terutama yang berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan buku.
Dari pemahaman itu, kita akan tahu pola mana yang tepat untuk menyajikannya.
Langkah-Langkah Meresensi Buku
Langkah-langkah meresensi buku sebagai berikut.
a. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi.
b. Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu dipahami secara tepat dan akurat.
c. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data.
d. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
e. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut.
- Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antara bagian yang satu dan bagian yang lain, bagaimana sistematikanya, dan bagaimana dinamikanya.
- Isi pernyataan; bagaimana bobot ide, analisis, penyajian data, dan kreativitas pemikirannya.
- Bahasa; bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan, kalimat dan penggunaan kata, terutama untuk buku ilmiah.
- Aspek teknis; bagaimana tata letak, tata wajah, kerapian dan kebersihan, dan pencetakannya (banyak salah cetak atau tidak).
Sebelum menilai, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam garis besar (outline) resensi itu. Outline ini sangat membantu kita ketika menulis. Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar dan kriteria yang kita tentukan sebelumnya.
Unsur-Unsur Resensi
a. Membuat Judul Resensi
b. Menyusun Data Buku
c. Membuat Pembukaan (lead)
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut:
- memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
- membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
- memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
- membuka dialog, dll
d. Tubuh atau Isi Pernyataan Resensi Buku
Nama : Qori Rahmalia
BalasHapusKelas : XA
TUGAS RESENSI
1.
RESENSI
Judul Buku : Maryamah Karpov
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Cetakan : Pertama, November 2008
Tebal : 504 halaman
Maryamah Karpov merupakan jurus pamungkas dari tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Buku ini pantas sebagai pengiring dari buku-buku Andrea Hirata sebelumnya yang berhasil merajai kumpulan buku best-seller di Indonesia. Maryamah Karpov dan pendahulunya seperti Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, dan Edensor berhasil meruntuhkan benteng komersialisasi romantisme yang merebak di pasaran buku Indonesia secara besar-besaran mulai dari novel romantis, novel vulgar, hingga teenlit. Karya sastra yang bening nan teduh ini berhasil melahirkan nafas baru dan memperbanyak improvisasi dari kiblat penulisan di Indonesia. Orang pesimis banyak bilang bahwa buku sastra hanya sebagai pajangan etalase dan idealisme terakhir penulis sastra saja namun tetralogi buatan Andrea Hirata berhasil membongkar hingga ke akarnya pandangan picik yang mengungkungi batas-batas ide penulisan buku di Indonesia.
Inspiratif dari awal hingga akhir, kulminasi tertinggi dan permainan emosi yang selalu berada di puncak berhasil diatraksikan dengan baik oleh buku ini. Tidak hanya menggambarkan sisi positif kreativitas sang penulis, ragam pilihan kata yang diambil juga melambangkan kekayaan bangsa Indonesia akan budaya berbahasa yang mau tidak mau menyita perhatian seluruh rakyat pecinta bahasa untuk merambahnya lebih dalam lagi. Andrea Hirata layaknya juragan penjaga pintu yang membukakan pintu masa depan baru bagi perkembangan sastra di Indonesia dan memberikan aura positif bagi penulis lain untuk terus berpacu dalam karya dan tidak pernah mengenal puas akan kombinasi sastra yang mereka mainkan masing-masing. Tak heran jika seorang Sapardi Djoko Damono pun berdecak kagum dan memberikan komentar positif tentang semua karya yang dihasilkan oleh Andrea Hirata terutama Maryamah Karpov yang digadang-gadang sebagai buku pamungkas pertunjukan sastra yang dibawakan langsung oleh maestro dari ranah melayu, Andrea Hirata.
Buku ini membawa unsur budaya melayu yang sangat kental dan pluralisme lawas anutan bangsa Indonesia serta keringat besi orang-orang melayu kelas bawah khas Indonesia. Perekonomian menengah kebawah dengan segi geografis kelautan berhasil dibakuhantamkan dalam latar kejadian-kejadian di Maryamah Karpov. Inisiasi bahasa dan asimilasi kata diacukan sebagai fragmentasi antara budaya melayu asli dan budaya Indonesia yang dibangun dari perkembangan ideologi melayu. Buku ini sangat layak untuk menjadi pusat perhatian tidak hanya bagi sastrawan di seluruh dunia, juga bagi pecinta buku dan penulis yang ingin merambah kreativitasnya sendiri karena Andrea Hirata telah membuktikan bahwa masih banyak celah dalam sastra yang masih bisa untuk dimasuki dan dibuahi. Singkat kata, membaca ulasan buku ini takkan pernah habis untuk menggambarkan seluruh panorama keindahan kata dan frasa yang ditampilkan.
soal no 2 lanjutan
BalasHapus2. prinsip menulis resensi
Nilai Buku
Kegiatan meresensi buku pada hakikatnya melakukan penilaian terhadap buku. Menilai berarti mengulas, mempertimbangkan, mengkritik, dan menunjukkan kelebihan-kelebihan serta kekurangan-kekurangan buku dengan penuh tanggung jawab. Dengan penuh tanggung jawab artinya mengajukan dasar-dasar atau argumen terhadap pendapatnya, dan kriteria-kriteria yang dipergunakan untuk membentuk pendapatnya itu, serta data yang meyakinkan (dengan
menyajikan kutipan-kutipan yang tepat dan relevan). Akan tetapi, sasaran penilaian (organisasi, isi, bahasa, dan teknik) itu sering sulit diterapkan secara mekanis. Suatu unsur, sering lebih mendapat tekanan daripada unsur yang lain. Hal yang patut diperhatikan sebaiknya tidak menggunakan salah satu unsur untuk menilai keseluruhan buku.
Bahasa Resensi
Bahasa resensi biasanya bernas (singkat-padat), tegas, dan tandas. Pemilihan karakter bahasa yang digunakan disesuaikan dengan karakter media cetak yang akan memuatnya dan karakter pembaca yang akan menjadi sasarannya.
Pemilihan karakter bahasa berkaitan erat dengan masalah penyajian tulisan. Misalnya, tulisan yang runtut kalimatnya, ejaannya benar, tidak panjang lebar (bertele-tele), dan tidak terlalu banyak coretan atau bekas hapusan.
Kelebihan Resensi
a. Tidak Basi
Jika dibandingkan dengan tulisan lain, seperti berita, artikel, dan karangan khas (features), resensi lebih tahan lama. Artinya, andaipun resensi dikembalikan oleh redaksi, resensi itu masih dapat dikirim ke media lain. Demikian pula buku yang diresensi tidak harus buku yang baru terbit. Kita boleh meresensi buku yang terbit setahun yang lalu, asalkan buku itu belum pernah dimuat di media yang akan dituju. Meskipun demikian, pada umumnya buku yang diresensi, buku-buku yang baru terbit.
b. Menambah Wawasan
Informasi dari buku sangat berguna untuk menambah wawasan berpikir dan mengasah daya kritis. Kita juga bisa menilai apakah buku itu bermutu atau tidak.
c. Keuntungan Finansial
Jika resensi kita dimuat, kita tidak menerima honor dari redaksi saja, tetapi juga dari penerbit. Kalau fotokopi resensi itu dikirim ke penerbit, minimal buku baru yang kita dapat (jika penerbit tidak bersedia memberi honor). Biasanya penerbit akan memberi beberapa buah buku baru untuk diresensi kalau resensi buku kita sering dimuat di media cetak. Jadi, lumayan koleksi buku kita bertambah tanpa harus membeli.
Pola Tulisan Resensi
Ada tiga pola tulisan resensi buku, yaitu meringkas, menjabarkan, dan mengulas.
a. Meringkas (sinopsis) berarti menyajikan semua persoalan buku secara padat dan jelas. Sebuah buku biasanya menyajikan banyak persoalan. Persoalan-persoalan itu sebaiknya diringkas. Untuk itu, perlu dipilih sejumlah masalah yang dianggap penting dan ditulis dalam suatu uraian yang bernas.
b. Menjabarkan (deskripsi) berarti mengungkapkan hal-hal menonjol dari sinopsis yang sudah dibuat. Jika perlu, bagian-bagian yang mendukung uraian itu dikutip.
c. Mengulas berarti menyajikan uraian sebagai berikut:
- isi pernyataan atau materi buku yang sudah dipadatkan dan dijabarkan kemudian diinterpretasikan;
- organisasi atau kerangka buku;
- bahasa;
- kesalahan cetak;
- membandingkan (komparasi) dengan buku-buku sejenis, baik karya pengarang sendiri maupun karya pengarang lain;
- menilai, mencakup kesan peresensi terhadap buku, terutama yang berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan buku.
Urutan pola meringkas, menjabarkan, dan mengulas itu dapat pula dipertukarkan. Kita bisa langsung mengulas, menjabarkan, dan meringkas. Misalnya, kita mulai dari kesan terhadap buku, membandingkan, lalu masuk ke bagian meringkas. Sesudah itu, kita memadatkan persoalan utama atau bagian terpenting dalam uraian yang singkat dan jelas. Kemudian, kita perlu menjabarkan bagian-bagian terpenting dari sinopsis. Kita pun dapat mulai dari menjabarkan, meringkas, dan mengulas. Namun, satu hal terpenting, isi pernyataan dalam buku itu dipahami terlebih dahulu.
Ass.. Ini Tugas Saya Bu...
BalasHapusNama :Wina Gustina
NIS(Nomor Induk Siswa) :A1A008039
Judul Buku : Maryamah Karpov
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Tebal : 504 Halaman
Cinta itu gila! Begitulah peryataan yang sering kita dengar. Banyak orang melakukan apa saja untuk cinta. Bahkan tak jarang orang melakukan pengorbanan yang “gila” (tidak masuk akal) hanya untuk cinta. Cinta itu membutakan! Setidaknya itulah yang menjadi ulasan pada buku keempat dari tetralogi laskar pelangi “Maryamah Karpov”. Lalu, hal “gila” apa yang dilakukan Ikal (Andrea Hirata) untuk cintanya, A Ling?
Setelah menyelesaikan S2 di Sorbone University Prancis, Ikal (Andrea Hirata) kembali ke tanah kelahirannya di pulau Belitong. Kerinduan! Itulah alasan yang mendasar kenapa Ikal kembali ke Belitong. Ia rindu kepada orang tuanya, rindu kepada Arai (sepupu jauh Ikal), rindu kepada masyarakat Belitong, rindu dengan alam Belitong dan lebih dari itu, ia rindu pada gadis impiannya yaitu A Ling.
Perjalanan dari Jakarta ke rumahnya di Belitong, dilalui Ikal dengan penuh perjuangan dan rasa letih. Tapi semua itu pudar karena ia begitu merindukan ayahnya. Lelaki pendiam itu sangat istemewa bagi Ikal. Bahkan, Ikal mempersiapkan penampilan terbaiknya untuk bertemu dengan ayahnya. Ikal mengenakan pakaian pelayan resotoran ketika bekerja di Perancis dulu. Ketika bertemu dengan ayah, ibunya dan Arai, rasa haru tak dapat terbendung lagi. Betapa Ikal sangat merindukan saat ini. Saat bertemu dengan orang-orang yang dicintainya.
Pulau Belitong tak seperti dulu lagi, masyarakat Belitong terpuruk setelah pabrik timah gulung tikar. Walaupun demikian, suasana Belitong tak jauh berbeda dibandingkan saat Ikal melanjutkan studinya ke Perancis. Masyarakat Belitong masih gemar membual, minum kopi ke warung, dan sangat menyukai taruhan.Tidak ada yang sempurna dalam hidup ini. Begitu juga pada novel “Maryamah Karpov” ini. Ada beberapa yang mengganjal setelah kita membaca novel ini. Jika kita cermati, judul novel “Maryamah Karpov” tidak ada kaitan langsung dengan keseluruhan ceritanya. Maryamah Karpov hanya diulas sedikit saja. Maryamah Karpov digambarkan sebagai seorang perempuan yang biasa dipanggil mak cik, mendapat tambahan nama belakang karena sering terlihat di perkumpulan jago-jago catur di warung kopi Usah Kau Kenang Lagi dan mengajari orang langkah-langkah ala Karpov. Selanjutnya, secara keseluruhan novel ini menceritakan tentang perjuangan Ikal untuk menemukan tambatan hatinya, A Ling. Ada juga hal yang ganjil pada cerita “Maryamah Karpov” yaitu terkait peran ibu Ikal yang tak berarti apa-apa ketika pelayaran ke pulau Betuan. Lebih dari itu, pengalaman fantasis Ikal selama berlayar terkesan terlalu hiperbola dan kurang masuk akal.
Prinsip-prinsip penulisan Resensi:
BalasHapusa) Judul Resensi
Judul resensi harus menggambarkan isi resensi. Penulisan judul resensi harus jelas, singkat, dan tidak menimbulkan kesalahan penafsiran. Judul resensi juga harus menarik sehingga menimbulkan minat membaca bagi calon pembaca. Sebab awal keinginan membaca seseorang didahului dengan melihat judul tulisan. Jika judulnya menarik maka orang akan membaca tulisannya. Sebaliknya, jika judul tidak menarik maka tidak akan dibaca. Namun perlu diingat bahwa judul yang menarik pun harus sesuai dengan isinya. Artinya, jangan sampai hanya menulis judulnya saja yang menarik, sedangkan isi tulisannya tidak sesuai, maka tentu saja hal ini akan mengecewakan pembaca.
b) Data Buku
Secara umum ada dua cara penulisan data buku yang biasa ditemukan dalam penulisan resensi di media cetak antara lain:
a. Judul buku, pengarang (editor, penyunting, penerjemah, atau kata pengantar), penerbit, tahun terbit, tebal buku, dan harga buku.
b. Pengarang (editor, penyunting, penerjemah, atau kata pengantar, penerbit, tahun terbit, tebal buku, dan harga buku.
c) Pendahuluan
Bagian pendahuluan dapat dimulai dengan memaparkan tentang pengarang buku, seperti namanya, atau prestasinya. Ada juga resensi novel yang pada bagian pendahuluan ini memperkenalkan secara garis besar apa isi buku novel tersebut. Dapat pula diberikan berupa sinopsis novel tersebut.
d) Tubuh Resensi
Pada bagian tubuh resensi ini penulis resensi (peresensi) boleh mengawali dengan sinopsis novel. Biasanya yang dikemukakan pokok isi novel secara ringkas. Tujuan penulisan sinopsis pada bagian ini adalah untuk memberi gambaran secara global tentang apa yang ingin disampaikan dalam tubuh resensi. Jika sinopsisnya telah diperkenalkan peresensi selanjutnya mengemukakan kelebihan dan kekurangan isi novel tersebut ditinjau dari berbagai sudut pandang—tergantung kepada kepekaan peresensi.
Thanks...
BalasHapus3 Reasons to Make Money from Sports Betting in 2021 - Work
BalasHapusAs a matter of fact, all you need 샌즈카지노 to do is research your sport 인카지노 to find งานออนไลน์ the market and to get the best sports bets. It's a sport that doesn't have a
Welcome to Jambore Casino - JTG Hub
BalasHapusWelcome to Jambore 계룡 출장안마 Casino. We 안동 출장마사지 offer 100% slots, 500+ table games 바카라 시스템 배팅 and 광명 출장샵 50+ casino bonus codes 성남 출장마사지 for New & Existing players.